nasi padang, satu keluarga semua suka, termaksud suami gue

 Kejadian sangat memuaskan aku setiap tahun yakni waktu ‘pulang negara' ke Indonesia. Satu ini berarti gue dapat bahagia buat makan apa saja yang ane butuhkan, jajan bermacam makanan yang enak-enak serta ‘ada rasanya.'

Dari nasi padang, tukang bakso, mi tek-tek, tukang pempek, sampai tukang siomay keliling aku panggil ke rumah. Tidak banyak tukang jajan yang berhasil lolos ketika itu. Aku bakalan rindukan makanan satu ini waktu di Belanda.

Gue ingat benar ketika itu ane panggil seluruhnya penjual kaki lima dan gerobak street food terenak versus ane dan mengharap sang abang untuk mengajari ane trik membuat. Rupanya mereka mau, tentu gue pula berikan mereka sedikit perkataan terima kasih untuk kesediaan mereka share pengetahuan.

Saat kembali lagi ke Belanda, aku juga mulai kembali mengolah, namun kali satu ini suguhan yang gue studi dari abang penyelamat saat kelaparan. Dari siomay hingga sampai bakso, dan nasi padang, satu keluarga semua suka, termaksud suami gue yang Belanda asli. Bule makan nasi padang dengan sambal ijo yang pedis.

Kadang-kadang saat kawan-kawan Indonesia ada bertandang, ane pun mengolah buat mereka. Untungnya mereka senang. Dari mulut ke dalam mulut, masakan ane rupanya dapat mengesankan kangen mereka pada makanan Indonesia. Disana sebagian orang mulai pesan makanan buat beragam acara. Singkat kata, gue selanjutnya membuat katering makanan Indonesia di Eindhoven bernama Dj's Kitchen.

Katering satu ini banyak menolong gue meluaskan jaringan dengan banyak orang-orang. Konsumen setia banyak yang datang dari kota tetangga bahkan beberapa orang kedutaan Indonesia. Memang dasar tidak dapat diam, dari katering gue memperluas upaya di bagian even organizer untuk promo makanan Indonesia di Eropa. Tetapi nasib berujar lain, jadi seorang EO tidak jalan aku.

Bukan persoalan gampang buat jadi orang EO yang penting selalu memperlihatkan kreasi tanpa ada batasan. Terkecuali itu, lakukan beberapa hal yang selalu membahagiakan serta memberikan kepuasan seluruh pihak pun bukan permasalahan ringan. Belumlah juga kalau rugi besar, kian depresi gue. Upaya yang dipikir akan berjalan manis jadi merugikan besar.

BipolarKala itu semua tidak jalan sama sesuai ide. Situasi satu ini bikin aku tersuruk serta stres. Ane juga mesti meniti penyembuhan oleh karena itu. Bak telah jatuh terkena tangga, stres bikin bipolar gue makin jadi. Sejak mulai 2009, gue sudah divonis menanggung derita bipolar.

Dunia seakan tumbang, bersedih bukan kepalang. Adakalanya saat kambuh, aku mengamuk. Saat normal, semua baik saja. Untung suami serta anak-anak memberi dukungan semuanya walaupun kadang-kadang aku mengamuk tanpa ada argumen, menangis, berteriak, lalu ketawa cerah seakan tidak banyak perkara.

Tetapi berserah tidaklah suatu opsi. Dalam hati kecil, gue tahu gue harus bangun, untuk keluarga serta gue sendiri. Perlahan-lahan tetapi pastinya aku mendapati trik cocok menyelesaikan kambuhnya bipolar. Suatu hal yang udah ane melakukan serta sayangi sejak dahulu tapi sempat ditinggal karena urusan yang lain. Mengolah, aku kembali lagi ke dapur.

Mengolah rupanya menolong aku buat focus pada sesuatu yang ane kerjakan waktu satu ini, di sini. Mengolah menolong aku buat menyibukkan diri dan lupakan sebentar problem. Gak cuman itu, kembali mengolah pula bawa cuan yang tidak aku asumsikan sepanjang satu ini.

Dapur katering kembali ngebul, kali satu ini mengebul lebih luar biasa. Pesanan banyak yang datang tetapi kali gue membuat di bawah nama BerjualanKu. Satu ini memang berjualan gue, berjualan nasi padang dengan ayam bakar serta sambal ijo. Seiring berjalan waktu, menu lantas ane tambah, dari soto mi, siomay, pempek, hingga nasi Bali. Namun nasi padang tetap menjadi menu jago di BerjualanKu.Ane melaksanakan segalanya sendiri, anak-anak dan suami kadang-kadang menolong, namun bekasnya aku sendiri. Oleh karena itu satu hari ane cuman dapat membikin minimal 50 jumlah saja. Semua terbuat fresh pada hari yang serupa. Seperti surprise, menu terus gue upload di media sosial satu hari awal mulanya dan konsumen setia dapat pesan melalui pesan instant.

Pagi hari sehabis bangun tidur aku langsung mengolah, makanan akan usai pada siang hari. Kupas bawang, potong sayur, goreng krupuk, masak nasi, tusuk sate semuanya sendiri. Anak-anak dan suami aku kerap menolong waktu mengolah tetapi sejumlah besar gue jalankan sendiri. Kalaupun betul-betul sibuk, seringkali teman tiba menolong.

Sesudah makanan ready dan telah dibuntel, aku tinggal tunggu pemesan hadir ke rumah untuk ambil pesanannya. Gue memang menyengaja gak sediakan jasa pesan antara maupun pemesanan melalui jasa pengangkutan, segalanya diambil sendiri dalam rumah. Tidak sekedar tidak banyak waktu untuk mengirimakan satu demi satu, dan juga lantaran makanan enak dikonsumsi sekejap selesai diolah, bukan menanti waktu sebab jasa pengangkutan yang sering lama hadirnya.

Mahfum konsumen gue ada dari beragam kota, umpamanya Groningen, Den Bosh, Amsterdam, bahkan juga banyak yang dari Belgia dan Jerman. Aku sempat juga layani pesanan makanan Indonesia buat sejumlah aktris Indonesia yang hadir ke Belanda.Tidak hanya orang Indonesia, berulangkali, orang Belanda asli pun kerap turut pesan. Tetangga-tetangga aku yang kerap ‘ketiban' asap saat gue bakar sate pula kerap ngiler dengan baunya serta selanjutnya turut pesan. Saat aku kasih gratis, mereka menampik serta putuskan bayar.

Banyak konsumen setia yang pernah protes lantaran gak miliki waktu buat mengambil makanan sendiri, juga banyak pun yang protes karena ane lambat balas pesan. Ya, ane cuma sendiri, jadi memohon mahfum.

Tidak cuma itu, kadang-kadang banyak  konsumen setia yang pesan buat dibuatkan makanan khusus, tetapi kalaupun berikut ane senang open order buat dibuatkan sekaligus. Waktu satu ini ane telah diribetkan dengan pesanan katering untuk hari lahir teman-teman Indonesia di wilayah kota kira-kira serta membuka ‘warung' di dalam rumah menjadi restaurant tiba-tiba untuk arisan atau hari lahir skala kecil. Saat satu ini semua agenda reservasian aku telah penuh hingga sampai di tahun depannya.

Lihat agenda kadang aku berasa letih, tetapi penat yang membahagiakan. Kadang waktu gue kecapekan, gue pun  beristirahat sesaat. Liburan dahulu hari satu ini, apabila sudah suasana hati, membuka kembali. Salam makan nikmat dari Belanda

Komentar